RIBUT...

 

Suka meributkan hal yang kecil, itu keadaan di negeri kami. Hal-hal yang tak semestinya jadi masalah,bisa jadi perbincangan besar. Bahkan tak jarang harus mendatangkan pakar-oakar bertitel sepanjang tali beruk untuk membahasnya. Bagi yang mereka yang aktif di media social, ini bisa menjadi topic hangat yang bisa mendatangkan viewer banyak. Tentunya ada cuan adsense yang tak sedikit.

Jadi  begini, pada suatu ketika ada seorang ustadz yang berceramah di dalam masjid. Si ustadz pada saat itu sedang menjelaskan tentang isi surat Al Kafirun. Lalu kemudian ada jamaah yang bertanya kepada ustadz itu bagaimana hukumnya menikah dengan orang yang berbeda agama.  Ustadz tersebut menjawab bahwa orang islam tidak boleh menikah dengan orang yang berbeda agama karena mereka itu kafir. Ia mencontohkan beberapa artis yang melakukan nikah beda agama, bahwa mereka telah melanggar syariat karena menikah dengan orang kafir. Sampai disini tidak ada masalah dan aman-aman saja.

Tetapi beberapa hari kemudian video ceramah itu menjadi viral di media. Ada sebagian orang yang menghujat ustadz tersebut dengan tuduhan radikal, tidak toleransi, dan tidak menghargai perbedaan karena suka mengkafir-kafirkan orang. Sementara sebagian orang ada yang menganggap bahwa itu hal yang biasa saja. Toh ustadz itu cuma menjelaskan isi pengajiannya saja.

Masalah kata kafir itu akhirnya kini meluas kemana-mana. Seringkali komedian malah menjadikan kata kafir ini sebagai bahan lawakan mereka sembari menyindir orang-orang yang sering kali mengeluarkan vonis kafir, terutama ustadz-ustadz tentunya.

Lalu bagaimana sebetulnya? Benarkah kata kafir ini merusak toleransi antar umat beragama? Kalau begitu apakah harus kita hilangkan kata kafir ini dari bumi nusantara?

Sebetulnya ini cuma masalah kesalah pahaman kecil yang harusnya bisa tuntas dalam sekali ngobrol sambil minum kopi. Kenapa begitu? Karena banyak orang yang bicara tapi sebetulnya tak mengerti apa-apa.

Begini..kata kafir itu kan istilah saja untuk menyebut orang-orang yang di luar agama. Kafir itu artinya ingkar, dalam islam berarti orang yang ingkar kepada ajaran Allah namanya kafir. Rasanya hal begini ada di semua agama apapun di dunia. Kalo orang sudah memilih agama tertentu, pasti dia akan menganggap semua agama di luar itu salah. Kan tak mungkin dong kalau misalnya orang Kristen menganggap ajaran Islam betul. Begitupun sebaliknya…orang Islam tak mungkin akan ikut beribadah di wiharanya orang Budha.

Sesederhana itulah sebetulnya…tapi kan orang kita suka sekali membesar-besarkan masalah. Jadinya ribut sana-sini gara-gara kata kafir saja.  Intinya jalankan saja ajaran keyakinan agama masing-masing. Tak perlu diusik-usik orang beribadah dan berkhotbah di rumah ibadahnya. Toh seperti kasus ustadz di atas, dia cuma berceramah di dalam masjid, kajian tertutup untuk jamaahnya saja. Tak ada bedanya dengan pendeta yang berkhotbah di gereja. Itulah yang namanya toleransi, saling menghargai, bukan ikut ibadah dan perayaan agama lain.

 

 

 

 

 

Comments

Popular Posts