MAQAM TASAUF SEBAGAI TEKNIK KONSELING
I. PENDAHULUAN
Dalam
kehidupan beragama banyak terjadi permasalahan baik dari segi pengamalan ajaran
Islam atau hidup berdampingan dengan agama-agama lain diluar Islam. Dalam hal
ini masalah jarang bisa diucapkan namun kebanyakan disimpan dalam hati, maka
hati inilah menjadi kotor dan manusiapun banyak berdosa, sehingga manusia perlu
mensucikan dirinya yakni dengan maqam-maqam yang telah ditentukan oleh sufi.
Dalam makalah ini kami akan membahas maqam-maqam tersebut.
II. PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MAQAM TASAUF
Secara
harfia maqam berasal dari bahasa arab, yang berarti tempat berdiri atau pangkal
mula. Istilah ini selanjutnya diartikan sebagai jalan panjang yang harus
ditempuh oleh seorang sufi untuk berada dekat dengan Allah. Dalam bahasa
Inggris maqam dikenal dengan istilah stages yang berarti tangga.
B. BENTUK-BENTUK MAQAM TASAUF
Tentang berapa jumlah tangga atau maqam yang harus
ditempuh oleh seorang sufi untuk sampai menuju tuhan, dikalangan para sufi
tidak sama pendapatnya. Muhammad al-Kalabazy dalam kitabnya al-ta’aruf lil Mazhab ahl al-tasauf sebagai
dikutip oleh harun Nasution misalnya mengatakan bahwa maqam itu jumlahnya ada
sepuluh yaitu: al-taubah, al-zuhud, al-shabar,
al-faqir, al-tawadhu’, al-taqwa, al-tawakal, al-ridha, al-mahabbah dan
al-ma’rifah.
Sementara
itu Abu Nasr al-Saraj al-tusi dalam kitabnya al-luma’ jumlah maqam hanya tujuh,
yaitu al-taubah, al-wara’, al-zuhud,
al-faqir, al-tawakal dan al-ridha.
Kutipan
tersebut memperlihatkan keadaan variasi penyebutan maqam yang berbeda-beda
namun ada maqam yang mereka sepakati yaitu al-taubah,
al-wara’, al-zuhud, al-faqir, al-tawakal dan al-ridha sedangkan al-tawadhu’,
mahabbah dan al-ma’rifah. Tidak disepakati sebagai maqamat, dan disini akan
diterangkan sedikit tentang istilah maqam yang disepakati oleh ahli tasauf
tersebut.
1. Al-Zuhud
Secara
harfiah al-zuhud berarti tidak ingin kepada sesuatu keduniaan, sedangkan
menurut Harun Nasution zuhud berarti keadaan meninggalkan dunia dan hidup
kematerian.
Zuhud
termasuk salah satu ajaran yang sangat penting dalam rangka pengendalian diri
dari pengaruh kehidupan dunia. Orang yang zuhud lebih mengutamakan atau
mengejar kebahagiaan hidup diakhirat yang kekal dan abadi, dari pada mengejar
kehidupan dunia yang sepintas lalu. Hal ini dapat dipahami dari isyarat dalam
QS. Al-An’am ayat 32:
Wamaa alhayaatu addunyaaa illaa la’ibun walahwun,
waladdaaru al;aakhirotu khoirun lilladziina yattaquuna, afalaa ta’qiluuna.
Artinya: Dan Tuhan kehidupan dunia ini, selain dari
main-main dan senda gurau belaka, dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik
bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?
Dan juga terdapat dalam surat At-taubah ayat 38.
Famaa mataa’u alhayaati addunyaa fii al;aakhiroti
illaa qoliilun.
Artinya: Padahal kenikmatan hidup di dunia ini
(dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit.
2. Al-Ataubah
Al-ataubah
berasal dari bahasa arab yaitu taba,
yatubu, taubatan yang artinya kembali, sedangkan taubat yang dimaksud oleh
orang sufi adalah memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan disertai janji
yang sungguh-sungguh tidak akan mengulangi perbuatan dosa tersebut, yang
disertai melakukan amal kebajikan. Harun nasution mengatakan taubat yang
dimaksud oleh orang sufi adalah taubat yang sebenarnya, taubat yang tidak akan
membawa kepada dosa lagi.
Di
dalam Al-Qur’an banyak dijumpai ayat-ayat yang menyuruh manusia untuk bertaubat
diantaranya QS Ali-Imran ayat 135.
Wa alladziina idzaa fa’aluu faahisyatan aw
zholamuuu anfusahum dzakaruu allaaha fa astaghfir lidzunuubihim.
Artinya: Dan (juga) orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan
Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka.
Dan dalam
surah An-Nur ayat 31.
Watuubuuu
ilaa allaahi jamii’an ayyuhaa almu;minuuna la’allakum tuflihuuna.
Artinya: Bertaubatlah kamus ekalian kepada Allah, Hai
orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
Berdasarkan
ayat al-Qur’an tersebut begitu penting taubat supaya menjadi orang-orang yang beruntung
di dunia dan di akhirat.
3. Al-Wara’
Secara
harfiah al-wara’ artinya shaleh, menjauhkan diri dari dosa. Kata ini
selanjutnya mengandung arti menjauhi hal-hal yang tidak baik. Dan dalam
pengertian sufi al-wara’ adalah meninggalkan segala yang di dalamnya terdapat
keraguan antara halal dan haram (syubhat) sikap menjauhi yang syubhat ini
sejalan dengan hadits nabi:
Artinya: Barang siapa yang dirinya terbebas dari
syubhat sesungguhnya dia terbebas dari yang haram.
Hadits
di atas menjelaskan bahwa syubhat mendekati pada yang haram kaum sufi menyadari
benar bahwa setiap makanan, minuman, pakaian dan sebagainya yang haram dapat
memberi pengaruh pada orang yang memakan atau meminumnya. Orang yang demikian
akan keras hatinya mendapatkan hidayah dan ilham dari tuhan.
4. Kefakiran
Secara
harfiah kefakiran diartukan orang yang berhajat, butuh atau orang miskin. Dalam
pandangan sufi fakir adalah tidak meminta lebih dari apa yang ada pada diri
kita. Tidak meminta reski kecuali hanya untuk menjalankan kewajiban, tidak
meminta meskipun tidak ada pada diri kita. Tidak meminta tetapi tidak menolak.
5. Sabar
Secara
harfiah sabar berarti tabah hati. Menurut Zun al-Nun al-Misry, sabar artinya
menjauhkan diri dari hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Allah, tetapi
tenang ketika mendapatkan cobaan, dan menampakkan sifat cukup walaupun
sebenarnya berada dalam keadaan fakir dari segi ekonomi.
Sikap
sabar dianjurkan dalam Al-Qur’an surah Al-Ahqaf ayat 35:
Fa ishbir kamaa shobaro uluu al’azmi mina arrusuli
walaa tasta’jil lahum.
Artinya: Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang
yang mempunyai keteguhan hati dan rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu
meminta disegerakan (azab) bagi mereka.
Dan juga terdapat dalam surah An-Nahal ayat 127:
Wa ishbir wamaa shobartuka illaa bi allaahi walaa
tahzan ‘alaihim walaa taku fii dhoiqin mimmaa yamkuruuna.
Artinya: Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah
kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih
hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa
yang mereka tipu dayakan.
Menurut
Ali bin Abi thalib bahwa sabar sebagian dari iman sebagaimana kepala yang
kedudukannya yang lebih tinggi dari jasad. Hal ini menunjukkan pada kita semua
bahwa sabar sangat berperan penting dalam kehidupan ini untuk mencapai hidup
yang harmonis dalam keluarga, masyarakat dan bernegara.
6. Tawakal
Secara
harfiah arti tawakal adalah menyerah diri. Menurut Sahal bin Abdullah bahwa
awalnya tawakal adalah apabila seseorang hamba dihadapan Allah seperti bangkai
dihadapan orang yang memandikannya, ia mengikuti semuanya yang memandikan,
tidak dapat bergerak dan bertindak.
Dapat
diartikan tawakal sangat penting dalam tasauf karena membuktikan bahwa manusia
itu sebagai hamba Allah.
Dalam
Al-Qur’an Allah menjelaskan surat At-Taubah ayat 51:
Huwa mawlaanaa wa’alaa allaahi falyatawakkali
almu;minuuna.
Artinya: dan hanya kepada Allah orang-orang yang
beriman harus bertawakal.
Dan juga
dalam surah Al-Maidah ayat 11:
Wa ittaquu
allaaha wa’alaa allaahi falyatawakkali almu;minuuna.
Artinya: dan bertawakal lah kepada Allah, dan hanya
kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakal.
7. Kerelaan
Secara
harfiah rida artinya rela, suka, senang. Harun Nasution mengatakan ridha berarti
tidak berusaha, tidak menentang kada dan kadar tuhan. Menerima kada dan kadar
dengan hati senang. (Abuddin Nata, 2011: 194).
C. MAQAM TASAUF PERSPEKTIF KONSELING ISLAM
Bimbingan
konseling agama Islam adalah pelayanan bantuan yang diberikan konselor agama
kepada manusia yang mengalami masalah dalam kehidupan beragamanya, ingin
mengembangkan dimensi keberagamaan seoptimal mungkin, baik secara individu atau
berkelompok, agar menjadi manusia yang mandiri dan dewasa dalam beragama dalam
bidang akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung berdasarkan keimanan dan ketakwaan yang terdapat dalam
al-Qur’an dan hadits (Yahya Jaya, 2004: 108).
Dalam
hal ini dapat diartikan bahwa bimbingan konseling agama Islam layanan diberikan
pada manusia untuk pengembangan dimensinya seoptimal mungkin. Kalau dalam
kenyatannya manusia sudah tidak bisa mengembangkan dimensi hidupnya, maka
disini perlu psikoterapi.
Psikoterapi
dimaknai dengan ilmu keperawatan dan penyembuhan gangguan kejiwaan dengan
pendekatan psikologis. Istilah ini mencakup berbagai teknik yang kesemuanya
dimaksudkan untuk membantu individu yang emosinya terganggu serta untuk merobah
perilaku, perasaan sehingga mereka dapat mengembangkan dirinya dengan cara
lebih bermanfaat khususnya dalam menghadapi orang lain atau suatu apapun jua.
(Jemkhairil, 2010: 11).
Pengertian
psikoterapi tidak sebatas pengobatan juga berdimensi pencegahan dan
pengembangan. Dalam psikoterapi islam langkah psikoterapi religius diakomodir
melalui pendekatan sufistik (Jemkhairil, 2010: 203)
Bentuk-bentuk
psikoterapi religius adalah:
- Taubat
- Khauf dan
raja’
- Sabar
- Syukur
- Zuhud
- Redha
- Ikhlas
- Tawakal
- Mahabah
- Zikrul
maut (Dikutip dari buku Jemkhairil psikoterapi Islam, hal 203).
III. PENUTUP
a. Kesimpulan
Berdasarkan
uraian tersebut dapat disimpulkan, secara harfiah maqam berasal dari bahasa
arab, yang berarti tempat berdiri atau pangkal mula. Istilah ini selanjutnya
diartikan sebagai jalan panjang yang harus ditempuh oleh seorang sufi untuk
berada dekat dengan Allah, dalam bahasa Inggris maqam dikenal istilah stages
yang berarti tangga.
Bentuk-bentuk
maqam para sufi berbeda pendapat ada yang mengatakan 10 dan ada pula yang
mengatakan 7, namun dalam hal itu ada yang sama dan ada yang tidak disepakati.
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abudin. 2011. Akhlak Tasauf. Jakarta: Raja Grafindo.
Jemkhairil. 2010. Psikoterapi Islam. Padang: Universitas Baiturrahmah.
Jaya, Yahya. 2004. Bimbingan Konseling Islam. Padang:
Angkasa Raya.
Comments
Post a Comment