SEPAK BOLA :SEGUMPAL TEKAD DAN SEIKAT PERSAHABATAN


1.  Jangan pernah menyerah, sampai peluit akhir berbunyi.


Final Liga Champions tahun 2003 mempertemukan duel tim sekota antara Real Madrid dan Atletico Madrid. Cerita menariknya adalah berawal dari menit ke 36, Atletico berhasil unggul 1-0 lewat gol Diego Godin. Skor tersebut tidak berubah hingga memasuki menit ke 90. Namun petaka bagi anak asuh Diego Simeone terjadi di 30 detik menjelang peluit akhir berbunyi,  sebuah umpan sepak pojok Angel Di Maria berhasil ditanduk dengan sempurna oleh Sergio Ramos untuk memaksakan kedudukan menjadi imbang 1-1. Para punggawa Atletico yang tadinya sudah bersiap merayakan gelar juara seketika tertunduk tidak percaya. Dan pada akhirnya Real Madrid yang tadinya hampir kalah, berhasil membalikkan keadaan di perpanjangan waktu dan keluar sebagai juara dengan skor telak 4-1.

Berjalan kembali babak penyisihan fase grup Liga Champions 3 tahun sebelumnya yang mempertemukan antara Inter Milan melawan Tottenham Hotspur. Gareth Bale nyaris menghadirkan mimpi buruk bagi Inter Milan di Giuseppe Meaza. Saat itu, Inter sudah unggul 4 -0 atas Tottenham di babak pertama. Sebuah skor yang cukup bagi sebuah tim untuk bermain lebih santai. Namun secara tak terduga, Bale membuat kejutan dengan mencetak 3 gol yang nyaris saja membuat timnya berhasil menyamakan kedudukan. Walau akhirnya kalah dengan skor 4-3, namun semangat juang Tottehnam patut diacungi jempol walau sudah tertinggal 4 gol.


Final Liga Champions 2004 di Istanbul, mungkin akan selamanya menjadi sejarah buruk yang tak terlupakan bagi AC Milan. Saat itu mereka sudah unggul 3 gol dari Liverpool. Gelar juara tampak jelas sudah berada di depan mata para punggawa Milan. Namun tidak ada yang menyangka, Liverpol berhasil menyarangkan tiga gol penyeimbang di babak kedua dan keluar sebagai juara setelah menang via drama adu penalti. 
Tidak boleh ada kata menyerah dalam perjuangan. Manfaatkanlah semua kesempatan yang kita miliki. Seperti seorang striker yang harus tetap berusaha mencetak gol sampai di menit akhir sekalipun.
2.  Suporter adalah pemain ke 12.


Setiap tim sepak bola selalu memiliki pendukung fanatik. Ac Milan memiliki Milanisti, Real Madrid mempunyai Madridista, dan Barcelona didukung oleh Barcelonista. Ada ujar-ujar bahwa supporter adalah pemain ke 12. Dukungan dan semangat yang mereka berikan telah menjadi pemicu bagi sebuah tim untuk bisa tampil dengan baik. Merekalah yang bersorak ketika timnya berhasil mencetak gol. Bahkan supporter ternyata bisa juga berperan menjatuhkan mental tim lawan, apalagi jika bermain di kandang sendiri. Tengoklah ketika El Classico edisi 2010 antara Barcelona vs Real Madrid. Dukungan penuh di stadion Camp Nou membuat Barca sukses mempermalukan sang seteru abadi dengan skor 5-0. Sebuah rekor terburuk dalam catatan karir Jose Mourinho (pelatih Madrid kala itu), dan Cristiano Ronaldo.

Hidup ini bukan hanya tentang diri kita sendiri. Tapi juga tentang orang-orang di sekitar yang mendukung kita, mengingatkan kita, menasehati, bahkan memapah ketika kita sedang terjatuh. Orang tua, saudara, sahabat, dan teman adalah bagian penting dari seorang manusia.
3.  Ketika sang bintang pujaan berada di pihak seberang.
Sepak bola dengan segala nuansa glamornya selalu memiliki cerita menarik di lapangan. Salah satunya adalah ketika seorang pemain harus bertanding melawan mantan tim yang sudah membesarkan namanya. Sebuah dilemma antara membantu timnya sekarang untuk menang, atau menghormati tim yang pernah dibelanya bertahun-tahun. Belum lagi reaksi supporter yang mendapati bahwa mantaan bintang idolanya kini sudah menjadi lawan.
Ricardo Kaka mungkin salah satu dari pemain yang pernah mengalami hal ini. Ac Milan adalah tim yang membesarkan namanya dengan berbagai raihan trophy hingga memperoleh gelar pemain terbaik dunia di tahun 2007. Medio 2009, ia lalu memutuskan meninggalkan Rossoneri dan pindah ke Real Madrid. Dilema bagi Kaka terjadi di tahun 2010, Madrid kala itu harus bertemu dengan Milan di liga champions. Namun begitu, Publik San Siro tetap menyambut kedatangan kembali sang mantan pujaan dengan tepuk tangan meriah walau kini ia datang sebagai lawan. Begitupun dengan Kaka, ia membalas penghormatan tersebut dan tetap bermain baik melawan mantang timnya. Empat tahun kemudian,Kaka disambut meriah oleh para Milanisti ketika kembali membela AC Milan. 



Cristiano Ronaldo juga pernah mengalami hal yang serupa dengan Kaka. Hal ini terjadi saat Madrid harus bertanding di fase perempat final liga champions 2011 melawan Manchester United. Sebuah reuni antara Ronaldo dengan klub yang menjadi awal mula karirnya meroket di eropa. Kehadiran Ronaldo mendapat sambutan meriah dari seluruh public Old Trafford. Bahkan sang bintang justru menjadi penentu kemenangan madrid yang memupuskan harapan united untuk melaju ke babak selanjutnya. Namun begitu, Ronaldo menunjukkan rasa hormatnya dengan tidak melakukan selebrasi usai mencetak gol. Sebuah sikap respek dan penghormatan dari seorang CR7 untuk klub yang membesarkan namanya.

Setiap pertemuan selalu akan ada perpisahan. Mungkin suatu saat kita akan berpisah dengan teman sekolah, dan tidak akan bertemu lagi untuk waktu yang cukup lama. Tapi teman sejati akan selalu menyempatkan diri untuk saling menyapa walau sekedar mengucapkan halo dari seberang sana.  


Comments

Popular Posts